KEBANGKITAN YESUS KRISTUS SEBAGAI PERISTIWA KEMENANGAN (KRISTOLOGI)
VINSEN SABU
I Pengantar
Berbicara tentang kebangkitan badan sangat menggetarkan semua orang.
Banyak orang tidak percaya tentang kebangkitan, sebab bagi mereka sangat
mustahil jika orang yang telah mati bangkit kembali. Bagi mereka
kebangkitan itu hanya sebuah ilusi manusia. Paham inilah yang dianut
oleh orang-orang zaman Yesus yang tidak percaya akan kebangkiatn badan.
Menyikapi hal itu para murid Yesus berjuang dengan gagah berani untuk
mewartakan peristiwa kebangkitan Yesus. Jantung pewartaan para rasul
ialah kebangkitan. Bagi mereka kebangkitan merupakan suatu fakta
historis yang sungguh terjadi bukan hanya sebuah ilusi. Evanggelisasi
para murid terutama para rasul ialah pertama-tama kepada orang-orang
Yahudi baru orang-orang bukan Yahudi. Peristiwa kebangkitan merupakan
credo para rasul. Iman kepercayaan inilah yang di pegang dan diteruskan
sampai pada kita saat ini. dengan demikian kebangkitan Yesus dari kubur
bagi orang-orang Kristen merupakan suatu bukti kemenangan. Suatu
pertanyaan besar bagi kita ialah mengapa kebangkitan Yesus adalah suatu
bukti kemenangan?. Hal ini yang akan saya bahas dalam tugas Kristologi
ini.
II Kebangkitan
a. Apa itu kebangkitan?
Menurut W. Pannenberg, kebangkitan tidak sesederhana penghidupan sekujur
mayat. Kebangkitan Yesus lebih dimengerti sebagai taransformasi
daripada revivikasi (Penghidupan mayat kembali). Di sini dapat kita
pahami bahwa kebangkitan bukan sebagai suatu penghidupan kembali manusia
tapi sebagai suatu perubahan dari suatu hidup kepada hidup yang lain.
Maka untuk memahami makna transformasi diri Yesus kita dapat membedakan
dengan kisah bangkitnya Lazarus. Kebangkitan ialah peralihan, perubahan
dari kematian ke kehidupan. Peralihan dan perubahan itu bukan melulu
soal psikologis tetapi menyangkut seluruh diri manusia yang di kuasai
oleh roh yang datang dari luar yakni roh Yesus yang bangkit dan tetap
hidup.
b. Fakta-fakta historis tentang kebangkitan
Berbicara tentang historisitas kebangkitan Yesus memang mengalami
kesulitan. De facto bahwa tidak ada orang yang melihat dan menyaksikan
fakta kebangkitan Yesus dari kubur. Dan sangat tidak masuk akal kalu
kita pikirkan bahwa Yesus yang tadinya telah wafat di salib sekarang
telah kembali pada hidup semula. Namun kebangkitan berarti Kristus
beralih dari dunia ini kepada Bapa-Nya. Hal ini juga yang digambarkan
oleh para penginjil dengan melukiskan badan manusiawi Kristus dengan
sifat-sifat surgawi. Kristus yang bangkit masuk ke dalam kemuliaan
Allah, tidak lagi berada di dunia ini dengan demikian Yesus pergi keluar
dari dunia historis ini sehingga tidak dapat lagi di observasi lagi
oleh manusia. Kebangkitan sebagai peristiwa hidup Yesus bukan peristiwa
historis dalam arti: tidak dapat diselidiki dengan metode ilmu sejarah.
Yang dapat diselidiki secara historis ialah pengalaman para murid, bukan
pengalaman Yesus. Pokok dalam pengelan para murid ialah bahwa Yesus
bersatu dengan Allah .
Banyak orang mengatakan bahwa kebangkitan Kristus tidak merupakan objek
observasi historis karena kebangkitan oleh banyak orang hanya sebuah
pemalsuan belaka: jenasah Yesus dicuri oleh para murid atau orang-orang
Yahudi, atau Josef dari arimatea, atau jenasah Yesus hilang dalam lubang
yang terjadi yang terjadi gempa bumi yang diceritakan injil.
Keterangan-keterangan ini mempersoalkan historisitas kebangkitan Yesus
karena ada alasan teologis. Meskipun demikian segala perhatian akan
kisah kebangkitan diarahkan kepada makam kosong dan penampakan. Dalam
pandangan teologis makam kosong itu sama sekali tidak merupakan pokok
peristiwa kebangkitan. Sebab kebangkitan itu tidak berarti bahwa suatu
jenasah dapat berjalan lagi, melainkan bahwa Yesus hidup pada Bapa.
Namun argumen tentang makam kosong ini sangat lemah tapi tidak boleh
diabaikan, karena pewartaan para rasul dan murid beranjak dari kubur
kosong itu. Ini tidak dinyatakan oleh makam kosong melainkan oleh
penampakan Yesus kepada murid-Nya. Penafsiran kisah kebangkitan umumnya
di pengaruhi oleh para ahli. Para ekseget katolik pada umumnya mempunyai
pandangan yang lebih positif antara kodrat dan rahmat. Oleh karena itu
mereka lebih menekankan realitas insani dan historis dari kebangkitan .
Seluruh persoalan mengenai historisitas kebangkitan terutama pertanyaan
tentang penampakan serta hubungan makam kosong dengan kebangkitan masih
merupakan suatu diskusi kristologi. Banyak orang juga menganggap
penampakan sebagai suatu halusinasi dan pengalaman subjektif atau hanya
sebuah cerita yang diciptakan oleh para murid. Namun untuk pikiran orang
Ibrani tidak mungkin mewartakan kebangkitan tanpa membahasakannya dalam
kebangkitan badan. Bagi para rasul kebangkitan merupakan suatu fakta
historis yang benar-benar terjadi. Kebangkitan merupakan bentuk
ke-tidak-mati-an .
Ada enam macam kisah kebangkitandalam perjanjian baru . Pertama dalam
injil markus 16:1-8. Kisah ini hanya menceritakan makam kosong. Kisah
tentang kebangkitan dalam Markus 16:1-8 ini tidak mengatakan kebangkitan
sendiri, juga tidak menceritakan sama sekali penampakan Kristus yang
bangit. Yang diceritakan adalah janji bahwa Petrus dan murid-murid yang
lain akan melihat-Nya di galilea. Kedua, dalam Mat 28:1-20. Kisah ini
memuat satu penampakan Kristus yang bangkit di Yerusalem kepada Maria
Magdalena dan Maria yang lain, penyuapan terhadap para penjaga kubur
Yesus oleh imam-imam dan tua-tua, juga kepad kesebelas rasul di Galilea
dan pengutusan kepada para murid untuk mewartakan kabar gembira kepada
semua orang dan membaptis mereka dalam nama Bapa. Ketiga, dalm Luk
24:1-53, juga menceritakan makam kosong dan pesan paska “Ia tidak ada di
sini, Ia telah bangkit. Dalam perikop ini juga menceritakan penampakan
Yesus yang telah bangkit di jalan menuju Emaus. Empat, Yoh 20:1-29,
menceritakan ditemukannya makam kosong dan penampakan Kristus yang
bangkit kepada Maria Magdalena, kepada para murid di Yerusalem ketika
Tomas tidak hadir dan sekali lagi kepada mereka ketika Tomas hadir.
Kelima, dalam tambahan Yohanes dalam 21:1-23 sesudah ayat-ayat penutup
pada Yoh 20:30-31. menceritakan penampakan Yesus kepada tujuh murid di
Galilea. Keenam, terdapat dalam penutup panjang injil Markus 16:9-20.
dalam perikop ini menceritakan tiga penampakan Yesus di Yerusalem atau
pada hari minggu paska. Dengan demikian para ahli mempertahankan
historisitas baik dari penampakan maupun dari kubur kosong. Oleh sebab
itu kebangkitan sendiri yang diwujudkan dalam penampakan dan makam
kosong akhirnya hanya dapat ditangkap dengan iman. Hanya iman manusia
dapat mengerti dan memahami peristiwa kebangkitan Yesus. Sebab
penampakan Yesus itu tidak merupakan objek yang dapat ditangkap dengan
panca indera tetapi didalamnya terlaksana hubungan pribadi dengan
Kristus mulia sehingga para murid sungguh tahu bahwa Yesus itu bangkit.
Penampakan merupakan tanda dari Tuhan yang mulia. Bagi para rasul
kebangkitan merupakan sesuatu yang luar biasa. Namun benar-benar terjadi
dan mereka alami dalam hidup mereka sendiri. Dengan demikian pengelaman
para murid ini merupakan objek historis bagi kita. Tanpa penampakan
iman akan kebangkitan pasti tidak akan tahan lama. Seluruh pengalaman
para rasul harus disebut historis biarpun didalamnya tercampur
unsur-unsur ilahi . Maka dari itu soal tentang historisitas kebangkitan
adalah soal tentang penafsiran iman gereja purba. Willi Marxen mengakui
bahwa Paulus pasti percaya bahwa Kristus bangkit dan secara badaniah
tetapi ini adalah interperetasi Paulus dan gereja purba mengenai makam
kosong dan penampakan. Dan menurut Marsen interpretasi itu salah.
Terhadap jalan pikiran ini diajukan keberatan oleh Gerhard Ebeling bahwa
kesatuaan iman dalam pengalaman paska merupakan inti pewartaan para
rasul. Interpretasi Paulus tentang kubur kosong dan penampakan merupakan
suatu kebenaran iman paska .
Pengalaman paska para murid tidak boleh di pecah-belah menjadi
macam-macam bagian yang kemudian harus disusun kembali karena mereka
menghayati seluruh sejarah dan pengalaman mereka mulai permandian sampai
wafat-Nya. Justru karena itu kita tidak mungkin memisahkan fakta
kebangkitan sendiri dari pengalaman mereka. Kebangkitan Kristus
merupakan fakta sejarah sejauh terjalin hidup dalam pengalaman para
murid. Dalam hal ini dasar iman merupakan objek sekaligus. Mereka
percaya bahwa Yesus telah bangkit karena mereka bertemu dengan Yesus.
Dengan demikian pengalaman paska merupakan pengalaman pribadi yang
mempunyai banyak segi dan aspek. Pokok dari pengalaman itu adalah
pertemuan dengan yang ilahi. Pengalaman paskah merupakan wahyu Allah
yang menyatakan diri dalam Yesus mulia, bagaimanapun juga bentuk
konkritnya sebagai tanda yang mempunyai arti bagi para murid dalam iman.
Pengalaman para murid sekarang menjadi objek penyelidikan historis.
Tetapi objek itu hanya dapat ditangkap secara historis kalau diterima
sebagai realitas hidup manusia.
Pengalaman paska dalam roh kudus itu menjadi titik tolak seluruh
refleksi umat purba mengenai Yesus, hal ihwal, kedudukan dan peranan-Nya
dalam tata penyelamatan Allah. refleksi itu ditangkap secara konseptual
dan diungkapkan dalam bahasa mereka itu sendiri. Itulah yang disebut
kristologi . Pengalaman paska ini meyakinkan pengikut Yesus bahwa Allah
membenarkan Yesus.
Kebangkitan disimpulkan gereja purba dengan makam kosong. Maka dari itu
kiranya boleh dikatakan bahwa iman akan kebangkitan mulai dari
penampakan dan mungkin penampakan itu kepada Petrus. Penampakan tidak
dapat diterangkan dengan arti kondisi psikologis para rasul. Mereka
mengalami dan menghayati wafat Yesus kegagalan mutlak. Dan mungkin
kegagalan itu membuat mereka rindu akan pengalaman dulu ketika mereka
masih hidup bersama dengan Yesus. Maka penampakan merupakan pewahyuan
kebangkitan. Dengan demikian yang dibutuhkan para rasul untuk meneruskan
kerja Yesus yakni pewartaan kerajaan Allah kepada semua bangsa.
c. Makna kebangkitan bagi para rasul
Bagi para rasul, kebangkitan adalah terutama pengesahan kewibawaan
Yesus dari pihak Allah. Oleh sebab itu mereka tidak menarik kesimpulan
bahwa Yesus bangkit berdasarkan penampakan-penampakan. Yang penting
bahwa bukan Yesus hidup kembali tetapi bahwa Ia dihidupkan oleh Allah.
Allah sendiri yang menghidupkan Yesus. Inti pewartaan kabar keselamatan
para rasul ialah peristiwa yang mereka alami yakni kebangkitan Yesus
dari antara orang mati. Tanpa kebangkitan maka siasialah pewartaan para
rasul. Pewartaan kristen awal yang mewartakan wafat, penguburan,
kebangkitan dan penampakan-penampakan Kristus muncul dari yahudi-kristen
di Pelestina yakni para rasul dan pengikut-pengikut-Nya . Kebangkitan
Yesus bukan hanya cerita belaka namun para rasul benar-benar mengalami
peristiwa kebangkitan sebagi suatu fakta yang tak dapat disangkal.
Penampakan Yesus bagi meraka adalah suatu bukti kekuatan Allah dalam
diri Yesus. Kisah kebangkitan dalam hubungannya dengan pengalaman para
rasul dapat kita lihat dalam kisah tentang kebangkitan dalam keempat
injil. Di sana dilukiskan tentang pengalaman yang mereka alami seperti:
mereka melihat pemuda yang di sebelah kanan dengan pakaian putih dengan
mengatakan bahwa Yesus telah bangkit,
Ketegasan malaikat bahwa Yesus bangkit adalah kerygma paska sendiri,
yang mau dinyatakan. Misteri kebangkitan tidak dapat dirumuskan dengan
kata-kata manusia sebab kerygma paska adalah sabda Allah sendiri. ini
berarti bahwa di dalam penampakan itu tekanan tidak pada aspek badaniah
bahkan tidak pertama-tama pada aspek insani.
d. Makna kebangkitan Yesus bagi kita orang kristiani di zaman moderen
ini.
Dengan kebangkitan Kristus dunia orang mati di buka, dengan pembaptisan
baru di dalam gereja dunia di perbaharui. Surga di buka oleh roh kudus
sebab alam maut terbuka dan mengembalikan orang-orang mati. Dengan
kebangkitan Kristus semua orang dipanggil untuk diselamatkan. Sebab
kebangkitan Kristus kehidupan bagi orang mati, pengampunan bagi orang
berdosa dan kemuliaan bagi orang kudus. Maka yang harus dilakukan semua
orang beriman kristiani adalah bergembira pada saat kebangkitan Kristus.
Kita dituntut untuk hidup bersama dalam kegembiraan sebab dalam
kegembiraan akan kebangkitan Kristus kita mendapat suatu harapan baru
yakni keselamatan.
Kebangkitan Kristus menandakan bahwa kerajaan hidup telah tiba,
kekuasaan maut telah dihancurkan. Bentuk kelahiran baru datang dan
membawa kehidupan lain, cara hidup yang berbeda, perubahan memasuki
kodrat kita. Kristus ingin menyatakan kepada kita betapa mutlak perlu
kita berakar dalam cinta kepada-Nya dan berpaut pada-Nya. Kita
dilahirkan kembali dari Dia dan di dalam Dia. Sebab kita dibangun di
atas-Nya agar kita menghasilkan buah yang berlimpah. Buah itu adalah
kehidupan baru berupa iman baru dan cinta akan Dia.
Dengan latar belakang ini jelaslah kiranya bahwa pengalaman paska
berarti percaya kepada Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.
Yesus yang wafat di salib bukan suatu penghinaan bagi kita pengikutnya
tetapi sebagai suatu kemuliaan. Salib bukan tanda kekalahan melainkan
suatu kemenangan yang luar biasa.
Sebagai manusia yang hidup dalam zaman moderen ini, khususnya sebagai
orang kristiani, percaya akan Yesus yang bangkit harus menjadikan
Kristus sebagai pedoman hidup. Singkatnya hubungan orang kristen dengan
Kristus seperti hubungan jiwa dengan raga. Seperti jiwa itu rata
meliputi setiap bagian tubuh, begitu juga orang kristen harus menghayati
Kristus yang bangkit dalam seluruh aspek hidupnya. Pujian Tuhan harus
merupakan bahan renungan orang kristen dalam hidup ini, sebab dalam
kehidupan yang akan datang merupakan bahan kegembiraan kalau kita hidup
bersatu dengan Dia yang telah dibangkitkan Allah dari kematian.
III. Refleksi penulis tentang kebangkitan Yesus
Setiap orang beriman kristiani tentu mengalami hubungan yang intim
dengan Allah dalam diri Yesus putra-Nya, sebagaimana yang saya alami
dalam kehidupan ini. Kebangkitan Kristus yang saya alami dalam hidup ini
benar-benar merupakan suatu karya penyelenggaraan ilahi. Kristus yang
saya alami dapat merubah dan memberikan titik-titik pencerahan dalam
hidup saya di saat saya gundah-gulana. Kristus yang bangkit dalam
refleksi iman saya merupakan suatu pedoman bagi saya untuk terus
berjuang dalam menapaki panggilan hidup. Kebangkitan Kristus sangat
bermakna bagi saya jika sayapun ikut bangkit dari segala keterpurukan
hidup untuk menggapai suatu pencerahan hidup. Dengan demikian Kristus
yang telah bangkit dari maut merupakan kemenangan atas kuasa jahat. Jika
saya ikut bangkit dan berjuang untuk menghidupi nilai-nilai luhur dalam
diri saya maka saat itulah saya telah ikut ambil bagian dalam peristiwa
kemenagan Kristus.
Sumber:www.oasekehidupan.
0 comments:
Post a Comment